Monday, May 19, 2008

Sekolah Kepenulisan "Gloria" Diselenggarakan oleh penerbit Gloria dan Komunitas "Penjunan"

Sekolah Kepenulisan "Gloria" Diselenggarakan oleh penerbit Gloria dan Komunitas "Penjunan"

A. Latar Belakang:
Selama dekade terakhir, ada kegairahan baru di bidang penulisan, dan masih kita rasakan hingga saat ini. Iklim kebebasan pada masa reformasi, tumbuhnya penerbitan baru dan perkembangan internet merupakan faktor pendukung timbulnya fenomena ini.
Jumlah penerbit yang bertambah, memunculkan kebutuhan ketersediaan naskah-naskah buku yang baik. Gayung pun bersambut. Banyak naskah buku yang ditawarkan kepada penerbit. Sayangnya, dari sekian banyak naskah yang tersedia, hanya sedikit yang memenuhi syarat. Kelemahan utama naskah-naskah tersebut adalah cara penulisan yang tidak memenuhi standar dan tema yang dibahas tidak sesuai dengan kebutuhan pasar.
Karena prihatin dengan hal tersebut maka penerbit Gloria bekerja sama dengan Komunitas Penjunan (Penulis dan Jurnalis Nasrani) rindu untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan bagi jemaat Tuhan agar mampu menjadi penulis yang andal. Diharapkan, setelah mengikuti sekolah penulisan ini, peserta mampu menemukan tema yang menarik, kemudian mengemasnya menjadi sebuah tulisan yang layak untuk diterbitkan.

B. Tujuan:
Memotivasi peserta sekolah untuk menuangkan pemikiran, pengalaman, isi hati mereka dalam bentuk tulisan. Tulisan yang mereka hasilkan adalah tulisan yang memenuhi syarat secara komersial dan layak diterbitkan: dalam bentuk artikel lepas atau buku.

C. Sasaran Peserta:
Kegiatan ini akan diikuti oleh sekitar 60 peserta yang berasal dari berbagai latar belakang kelompok sosial, meliputi:
1. Mahasiswa/pelajar.
2. Aktivis, staf atau pengerja gereja.
3. Kaum profesional.
4. Ibu rumah tangga.
5. Pendeta/Gembala.
6. Guru
D. Materi Pelajaran:
1) Motivasi pelayanan literatur
2) Menemukan ide penulisan
3) Menyusun kerangka tulisan
4) Teknik penulisan (kosa kata sampai tatabahasa)
5) Penulisan Ulang - Penyuntingan
6) Kode etik, tata cara pengiriman naskah, hak dan kewajiban penulis
7) Mengenal dunia penerbitan/trend perbukuan
E. Metode:
1) Ceramah
2) Diskusi/Sharing
3) Penugasan
4) Kunjungan ke penerbit
5) Seminar Penulisan

F. Proses Belajar:
Peserta mula-mula disentuh kesadarannya tentang arti penting pelayanan literatur. Setelah itu, peserta akan dipandu untuk menemukan ide penulisan yang akan dikembangkan selama program ini berlangsung. Selama delapan kali pertemuan, peserta akan mendapatkan pelajaran teknik kepenulisan dari penulis yang sudah berpengalaman. Sementara itu, di luar kelas, peserta diharapkan melanjutkan ide penulisan yang sudah mereka pilih. Peserta juga diberi kesempatan untuk mendapatkan mentoring/bimbingan dari fasilitator sebelum atau sesudah pengajaran di kelas. Dimungkinkan juga mentoring/bimbingan melalui email.

Di akhir program, akan digelar acara Seminar Kepenulisan. Dalam seminar ini, Andrias Harefa akan membagikan pengalaman dan pengetahuan di bidang kepenulisan. Acara ini juga sekaligus untuk menutup program Sekolah Kepenulisan.

G. Pelaksanaan:
Setiap hari Rabu, Juli-Agustus 2008
Pukul 16.00-18.00
Tempat Gloria Graha, Jl. F. M. Noto no. 19 Kotabaru, Yogyakarta

H. Fasilitator dan Pemberi Materi:
1. Ev. Xavier Quentin Pranata
Mantan Pemimpin Redaksi Bahana, pengkhotbah, dan penulis buku. Perintis komunitas "Penjunan" (Penulis dan Jurnalis Nasrani).

2. Purnawan Kristanto
Penulis buku (21 judul), renungan, penerjemah, mantan redaktur majalah Bahana. Moderator milis komunitas "Penjunan" komunitas-penjunan@yahoogroups.com dan kontributor beoscope.com

3. Arie Saptaji
Penulis (buku, artikel dan rennugan), penyunting lepas dan penerjemah.

4. Agustina Wijayani
Penulis dan editor pada penerbit "Gloria" Yogyakarta.

5. Bayu Probo
Editor, copywriter, staf penelitian dan pengembangan Penerbit Buku Rohani ANDI, penulis buku

6. Lusiana Hutabarat
Pernah menjadi editor Penerbit Buku Rohani "Andi" dan wartawan TransTV.

7. Bpk. Istoto dari penerbit Kanisius.

I. Indikator Keberhasilan:
Program ini dianggap berhasil apabila terdapat hal-hal berikut ini:
·Antusiasme partisipan mengikuti program ini (diketahui dari penugasan dan presensi partisipan)
·Partisipan mendapatkan dasar-dasar penulisan yang baik dan mendapatkan manfaat dari program ini (diketahui melalui angket).
·Peserta mampu termotivasi menulis, yang ditunjukkan dengan menulis naskah buku (sangat berhasil), kerangka penulisan buku (berhasil) atau menentukan tema tulisan (kurang berhasil).
·Terbentuknya jejaring penulis-penulis potensial di DIY dan sekitarnya.

J. Syarat untuk Peserta
1. Mengisi Formulir Pendaftaran yang tersedia.
2. Membayar biaya pelatihan sebesar Rp180.000,-
3. Menyerahkan pas foto 3X4 sebanyak 3 lembar.
4. Menyerahkan tulisan dengan tema: "Tentang aku, talentaku dan pengalaman pekerjaan/pelayananku" Panjang tulisan sekitar 1.000 s/d 3.000 kata.
5. Pendaftaran ditutup paling lambat 26 Juni 2008. atau jika jumlah pendaftar sudah memenuhi target.

K. Fasilitas
1. Pembicara yang merupakan praktisi yang sudah berpengalaman di bidang kepenulisan.
2. Bimbingan menulis dari fasilitator
3. Makalah untuk setiap materi
4. Map/Tas eksklusif untuk menyimpan materi pelatihan
5. Sertifikat
6. Praktik dan kunjungan ke penerbitan
7. Ruang kuliah ber-AC.

L. Informasi dan Pendaftaran:
Santi
Penerbit Gloria
Jl. Faridan M. Noto 19
Yogyakarta 55224
Email: penerbitan@glorianet.org
Telp. 0274 56362, 565905
Atau:
Purnawan Kristanto
Email: Purnawank@gmail.com
Tlp. (0272) 327776
Hp. 0812-231237

Maaf terpotong, baca sambungannya... silakan klik ini.

Saturday, May 10, 2008

3 x 7 = 27

Konon di Tiongkok pernah hidup seorang hakim yang sangat dihormati karena tegas dan jujur. Rakyat sangat menghormatinya dan cara penghormatannyapun sambil bertekuk lutut dan bahkan bersujud hingga keningnya mencium lantai, karena mereka sangat segan dan menyanjungnya.

Ia memutuskan setiap perkara dengan adil, tanpa pandang bulu. Suatu hari, dua orang menghadap hakim tersebut. Mereka bertengkar hebat dan nyaris beradu fisik. Keduanya meminta keputusan atas kasus mereka yang sebenarnya sangat sepele.

Keduanya berdebat tentang hitungan 3x7. Yang satu mengatakan hasilnya 21, yang lain bersikukuh mengatakan hasilnya 27. Ternyata sang hakim memvonis hukuman cambuk 10x bagi orang yang menjawab benar. Spontan si terhukum protes.

Sang hakim menjawab, "Kamu bodoh, mau-maunya berdebat dengan orang-orang yang tidak tahu kalau 3x7 adalah 21!"

Kalau ada orang berbeda pendapat dengan kita, katakan pada diri sendiri bahwa dia belum mengerti, lalu bersabarlah. Karena kesabaran artinya membantu dia mengerti dan menyerahkan dia kepada Tuhan.

Maaf terpotong, baca sambungannya... silakan klik ini.