Monday, February 22, 2010

Pencarian Terakhir

Setelah Passion of Christ, kira-kira film apa lagi yang cocok ditonton untuk membantu menghayati penderitaan Kristus pada masa pra Paskah ini? Meski tidak menceritakan Yesus di dalam plot utama, namun film "The Final Inquiry" ini perlu Anda pertimbangkan untuk ditonton.

Film ini mengambil setting tiga tahun setelah kematian Yesus. Pada saat itu beredar rumor bahwa pengikut Guru yang bangkit dari kematian itu sedang menyiapkan pemberontakan terhadap kekaisaran Romawi. Kaisar Tiberius (Max von Sydow ) yang mengasingkan diri di pulau Capri memutuskan untuk menyelidiki kebenaran rumor ini. Maka dia memanggil jenderal perangnya, Titus Valerius Toros (Daniele Liotti) yang sedang diasingkan ke negeri Jerman. Titus pulang sambil membawa Braxus (Dolph Lundgren), orang Jerman yang ditaklukannya sebagai budak.

Titus mendapat tugas menyelidiki kebangkitan Yesus. Dia diangkat sebagai utusan khusus dan harus melapor langsung kepada kaisar. Ditemani oleh Braxus, Titus segera berlayar ke wilayah Yudea di Yerusalem. Begitu mendarat di kota suci itu, hambatan pertama sudah menghadang. Penghubungnya yang ada di Yudea dibunuh oleh ekstremis Yahudi. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, sang penghubung memberikan petunjuk yang mengarah ke bekas rumah Yudas Iskariot. Saat ditelusur ke sana, pemilik rumahnya tidak banyak memberikan informasi yang berharga.

Kembali ke Yerusalem, secara tidak sengaja Titus bertemu dengan Tabitha (M�nica Cruz), seorang perempuan belia yang dijodohkan dengan Rabi Yahudi. Titus yang masih lajang langsung terpesona kecantikan Tabitha pada pandangan pertama. Saat itu, Tabita baru saja menghadiri pertemuan rahasia dengan orang Kristen yang dipimpin oleh Stefanus.

Sebenarnya Titus ingin melakukan penyelikan dengan diam-diam, tapi keberadaannya di Yerusalem tercium oleh Pontius Pilatus. Meskipun menikahi Claudia, adik kaisar Tiberius, namun Pontius Pilatus berusaha menjaga jarak dengan kaisar Tiberius. Maka ketika mengetahui ada utusan Kaisar yang diam-diam melakukan penyelidikan di wilayahnya, Pilatus merasa jengkel dan menjadi paranoid. Meski begitu, dia tidak menunjukkan secara terang-terangan. Sebagaimana kaum politisi, Pilatus berpura-pura ramah. Dia mengundang Titus untuk menghadiri perjamuan makan di istananya.

Namun sesungguhnya Pilatus menginginkan Titus segera pergi dari wilayahnya. Untuk itu, dia melakukan serangkaian upaya untuk meyakinkan Titus bahwa kematian yesus tidak lebih dari kematian kriminal lainnya. Pilatus melakukan rekayasa dengan memalsukan jenazah Yesus dan berusaha membunuh Titus dengan menyewa gladiator. Dia juga bersengkokol dengan pemuka agama Yahudi dengan menaruh racun di gelas Titus. Namun semuanya nihil.

Di sela-sela kerja keras mengungkapkan misteri ini, benih cinta mulai bersemi di hati Titus. Dia kasmaran pada Tabita. Dan cintanya ini ternyata tak bertepuk sebelah tangan meski mendapat tentangan dari ayah Tabita (F. Murray Abraham). Kedua sejoli ini lalu memutuskan untuk kawin lari, tetapi terlanjur diketahui sang ayah yang sangat murka. Dengan kalap, kepala Tabita dipukulnya dengan kayu sehingga terluka parah dan nyaris mati. Dalam kondisi tubuh yang sangat lemah, Tabita ingin didoakan oleh orang Kristen. Pada mulanya, permintaannya ditentang oleh ayahnya yang pemuka agama Yahudi. Namun mengingat mungkin itu permintaan terakhir Tabita, maka ayahnya mengizinkan Titus pergi ke Galilea untuk menemui komunitas Kristen di sana.

Di Galilea, Titus bertemu dengan Maria,--ibu Yesus--, Maria Magdalena dan Petrus. Titus memohon kepada Petrus supaya mau pergi ke Yerusalem untuk mendoakan Tabita. Dengan berat hati Petrus menolak permintaan itu karena di Yerusalem sedang ada penganiayaan terhadap orang Kristen. Dengan perasaaan kecewa Titus pulang ke Yerusalem dengan ditemani Braxus. Di tengah jalan mereka diserang suku yang tinggal di padang pasir. Braxus tewas demi menyelamatkan Titus.

***

Film ini adalah pembuatan ulang dari film berjudul L'Inchiesta, yang dibintangi Keith Carradine dan Harvey Keitel, tahun 1986. Ada sejumlah aktor tenar yang bermain di sini seperti pemenang piala Oscar F. Murray Abraham, Dolph Lundgren dan nominator Oscar Max von Sydow. Sayangnya, sutradara tidak berhasil memaksimalkan kemampuan bermain peran masing-masing aktor. Sebagai contoh, akting yang diperlihatkan Murray Abraham ketika menghajar anak perempuannya bahkan hampir seperti aktor kemarin sore.

Adegan pertempuran juga tidak digarap dengan serius sehingga penonton tidak larut dalam ketegangan. Dolph Lundgren yang dikenal sebagai aktor laga hanya terlihat mengayun-ayunkan kapak yang terbuat dari bahan lunak. Demikian juga pedang dan senjata-senjata yang digunakan tidak ubahnya properti yang digunakan pada acara komedi Opera van Java. Terlihat sekali kepalsuannya.

Anak-anak sebaiknya tidak menonton film ini karena menampilkan gambar darah dan mayat secara lugas. Sebagai contoh diperlihatkan adegan tentara Romawi yang sedang menusuk lambung Yesus. Darah bercampur air itu muncrat dari lambung-Nya. Meskipun Alkitab mencatat demikian, namun tentunya tidak harus divisualkan begitu jelas dan ;ugas. Demikian juga ketika sesosok mayat yang sudah menghitam ditampilkan. Hal ini dapat menimbulkan kengerian yang tak perlu di benak penonton.

Film yang berdurasi 90 menit ini aslinya bukan film untuk versi layar lebar. Film ini merupakan hasil pemampatan dari serial televisi berdurasi 200 menit yang diputar di Spanyol dan Italia. Maka bisa dipahami jika irama penceritaan agak tersendat-sendat, transisi antar scene terasa kurang mulus dan ada bagian tertentu yang tidak nyambung. Misalnya pada bagian akhir film tiba-tiba muncul tokoh Caligula yang licik. Ada kemungkinan pada versi aslinya memang terdapat sub plot tentang Caligula ini, namun sengaja dipotong dalam versi pendek ini.

Di luar semua kekurangan itu, tema yang diangkut dalam film ini cukup unik dan menarik. Film yang dibuat oleh televisi Italia ini meneropong kisah kematian Yesus dari kacamata bangsa Italia [kekaisaran Romawi]. Di dalam penyelidikannya, Titus mengunjungi tempat-tempat yang disebutkan dalam Alkitab. Dia mendaki ke Golgota, menemui Stefanus di penjara, dan pergi ke Betania untuk mengecek makam Lazarus. Dia ingin menelisik kemungkinan adanya unsur subversi di balik penyaliban dan kebangkitan Yesus.

Titus lalu menulis laporan pada kaisar Tiberius. Dia mengaku gagal menjalankan misinya. Meski begitu, Titus mengungkapkan bangkitnya sebuah kekuatan baru yang dapat menciptakan sebuah kerajaan baru. Jika kekaisaran Romawi memerintah dengan landasan ketakutan, maka kerajaan baru ini akan memerintah dengan kekuatan cinta.

Tiberius yang sekarat berhasil diyakinkan oleh Titus. Dia lalu mengeluarkan dekrit untuk mengangkat agama Kristen sebagai agama negara. Namun sesaat setelah dekrit dikeluarkan, kaisar Tiberius dibunuh oleh Caligula yang kemudian mengangkat dirinya sebagai kaisar yang baru. Tindakan pertama Caligula sebagai kaisar adalah membatalkan dekrit Tiberius dan memberikan hukuman mati terhadap Titus. Selamatkah Titus? Apakah Tabitha bertahan hidup? Apakah mereka bisa hidup bersama? Tak elok rasanya jika saya menuliskan di sini. Silakan tonton sendiri filmnya.

Thrillernya dapat dilihat di sini